videoreviews.org – Menteri Agama RI Nasaruddin Umar barusan berjumpa dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah. Ada beberapa poin utama yang diulas dalam tatap muka ini.
Aktivitas tatap muka dua menteri ini berjalan di Masjidil Haram, Makkah.
Menag Nasaruddin menerangkan tatap muka ini untuk mengulas banyak hal penting yang terkait dengan penyiapan penerapan beribadah haji sampai pendayagunaan umat. Tatap muka ini berjalan dekat dan hangat.
“Alhamdulillah kami lakukan diskusi dengan Menteri Haji, dr Tawfiq Al Rabiah. Alhamdulillah kami diterima baik di Masjidil Haram. Rupanya di Masjidil Haram itu tersedia tempat tatap muka yang hebat,” tutur Menag Nasaruddin seperti diambil dari info tercatat yang diterima detikHikmah.
“Kita mengulas beberapa hal, diantaranya: beliau minta Kemenag RI agar semakin siap hadapi haji kedepan. Karena, bakal ada pembaruan-penyempurnaan,” lanjut Menag.
Menag sampaikan jika sekarang ini telah ada Tubuh Pelaksana Haji yang diharap sanggup memberi kontribusi yang krusial pada pembaruan penerapan beribadah haji Indonesia.
Point Ulasan Menag RI dan Menhaj Saudi
Berikut beberapa point utama yang dibahas Menag RI dan Menhaj Saudi:
Pertama, Menag minta supaya jamaah haji Indonesia tidak tempati teritori Mina Jadid. “Alhamdulillah itu dihargai,” sebut Menag.
Ke-2 , Menag minta tambahan jumlah petugas. Menurut dia, banyak jamaah Indonesia yang lansia waktu melaksanakan ibadah haji. Hingga, perlu petugas yang ideal untuk memberi pengiringan dan servis, termasuk dari elemen dokter dan tenaga kesehatan kesehatan.
“Menjadi petugas haji kami minta ditambahkan, minimum dipertahankan seperti haji tahun kemarin dengan semua resikonya karena kami perlu pelayan jamaah haji yang banyak berusia,” sebut Menag.
“Respon Menteri Haji akan pertimbangkan ingat realitanya semacam itu. Pemerintahan Saudi menurut informasi akan kurangi 50% dari keseluruhan paket petugas. Tetapi justru malah kita meminta dipertambah dan itu akan diperhitungkan argumen alasan barusan. Semoga sukses perjuangan kita,’ lanjut Menag yang Imam Besar Mushola Istiqlal ini.
Ke-3 , Menag dan Menhaj berunding mengenai murur. Menag menyaksikan Murur, bila dibolehkan oleh fatwa MUI, semakin lebih memperlancar gerakan jamaah haji.
Ke-4, dialog mengenai Dam. Menag sampaikan jika di Indonesia, ada pengkajian jika Dam bisa dilakukan di Indonesia. Maknanya, kambing Dam dipotong di Indonesia, dan dagingnya dialokasikan ke masyarakat Indonesia.
“Kata Menteri Haji, bergantung. Jika contohnya pemikiran ulama di tempat memandang itu bisa, kami tidak ada permasalahan. Justru lebih enteng: kurangi beban kami dan menambahkan faedah untuk warga Indonesia itu sendiri,” sebutkan Menag.
“Satu kali lagi, apa itu telah dibetulkan oleh fatwa MUI? Ini kami akan bahas,” sambungnya.
Ke Menhaj Tawfiq, Menag sebelumnya sempat bertanya adakah negara yang mengaplikasikan Dam semacam itu? Menhaj Saudi menerangkan jika ada, tetapi secara sporadis, termasuk Turki banyak juga melakukan hal sama.
Ke-5, Tanazul. Rumor ini diulas dalam tatap muka Menag dan Menhaj. Menteri Tawfiq, kata Menag menerangkan jika peraturan Tanazul diberikan ke Indonesia.
“Jika memang itu semakin lebih siap, sebenarnya lebih baik, longgarkan gerakan di Mina,” sebut Menag.
Rumor ke enam yang dibicarakan ialah berkaitan maskapal penerbangan. Ke-2 nya membahas kemungkinan pemakaian Garuda dan Saudia, dan maskapal lain sebagai alternative. “Ini kita akan bahas selanjutnya,” sebut Menag.
Ke-7 , Menteri Tawfiq menghimbau Indonesia selekasnya kontrak service hotel bila ingin mendapatkan lokasi lebih dekat, terutama ke Mushola Nabawi di Madinah. Perlu bisa lebih cepat karena pendekatannya ialah first come first served, siapa cepat akan bisa service lebih cepat.