videoreviews.org – Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pimpinan politik anyarnya gantikan Ismail Haniyeh yang meninggal terbunuh di Teheran. Figur Yahya Sinwar dipanggil ‘dead man walking’ atau ‘orang mati berjalan’.
Dikutip AFP, Rabu (7/8/2024), seorang petinggi senior Hamas ke AFP menjelaskan, dengan pilih Sinwar sebagai kepala barisan, Hamas “mengirimi pesan yang kuat ke wargaan jika Hamas meneruskan lajur perlawanannya”.
Sinwar didakwa mendalangi gempuran barisan itu pada 7 Oktober, yang terjelek dalam sejarah Israel, yang tewaskan 1.198 orang dan menahan 251 orang menurut perhitungan AFP dan angka sah Israel.
Sesudah gempuran 7 Oktober, jubir militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht menyebutkan Sinwar sebagai “muka kejahatan” dan menyatakannya sebagai “orang mati yang jalan”. Walaupun Sinwar tidak kelihatan kembali semenjak waktu itu.
Terlahir di Khan Younis
Sinwar terlahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan. Sinwar gabung dengan Hamas saat Sheikh Ahmad Yassin membangun barisan itu sekitaran waktu intifada Palestina pertama diawali di tahun 1987.
Sinwar membangun aparatur keamanan intern barisan itu di tahun selanjutnya dan pimpin unit intelijen yang diperuntukkan untuk menyingkirkan dan memberi hukuman tanpa ampun –terkadang membunuh– masyarakat Palestina yang didakwa memberi informasi ke Israel.
Sinwar adalah alumnus Kampus Islam di Gaza. Dia pelajari bahasa Ibrani dengan prima sepanjang 23 tahun di penjara Israel dan disebutkan mempunyai pengetahuan yang dalam mengenai budaya dan warga Israel.
Sinwar jalani empat hukuman sepanjang umur atas pembunuhan dua tentara Israel, saat dia jadi yang paling senior dari 1.027 masyarakat Palestina yang dibebaskan sebagai mengganti tentara Israel Gilad Shalit di tahun 2011.
Sinwar selanjutnya jadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, saat sebelum menggantikan kepimpinan keseluruhnya pergerakan di Gaza.
Sementara perintisnya, Haniyeh, sudah menggerakkan usaha Hamas untuk tampilkan muka moderat ke dunia, Sinwar lebih sukai memaksa permasalahan Palestina di depan secara lebih keras.